Laporan Keuangan Terakhir


Laporan Perusahaan

Kinerja Finansial

Tinjauan Keuangan
Uraian mengenai kinerja keuangan ini disusun berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku umum di Indonesia untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017. Laporan keuangan tersebut telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Satrio Bing Eny & Rekan (member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited) dengan opini wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Waskita Beton Precast Tbk tanggal 31 Desember 2017, serta kinerja keuangan dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Bahasan kinerja keuangan Perseroan, disampaikan dengan memperhatikan penjelasan pada catatan Laporan Keuangan dari pihak auditor eksternal sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Tahunan ini.

Laporan Posisi Keuangan
Sampai dengan akhir tahun 2017, Perseroan berhasil mencatatkan kenaikan aset sebesar 8,63% menjadi Rp14.919,55 miliar. Liabilitas per tanggal 31 Desember 2017 tercatat sebesar Rp7.602,89 miliar, naik 20,13% bila dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp6.328,77 miliar. Perubahan pada nilai aset dan liabilitas per tanggal 31 Desember 2017 tersebut menyebabkan nilai ekuitas sedikit menurun sebesar 1,20% menjadi Rp7.316,66 miliar di akhir tahun 2017 bila dibandingkan dengan Rp7.405,50 miliar di tahun 2016.

Hal ini terutama dikarenakan adanya aksi koporasi berupa Pembelian Kembali Saham (Shares Buyback) yang telah dilakukan pada tahun 2017 sebagai upaya manajemen dalam meningkatkan kepercayaan investor atas kinerja fundamental perusahaan yang solid di masa yang akan datang.

Pangsa Pasar

Sebagai perusahaan manufaktur Precast, Ready Mix, Quarry, Jasa Konstruksi dan Posttension Precast Concrete dengan kapasitas produksi mencapai 3,7 juta ton/tahun dengan 9 plant, 73 batching plant, dan 5 quarry, serta 6 area pemasaran yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mampu menyasar pasar internal dan eskternal dari berbagai proyek infrastruktur di Indonesia, di mana mayoritas proyek yang disuplai ialah proyek jalan tol.

Ke depannya, perusahaan ingin terus meningkatkan nilai proyek dari eksternal. Beberapa proyek eksternal yang telah diperoleh diantaranya dari Proyek Jalan Tol Trans Sumatera, Proyek Refinery Development Maste Plan (RDMP) Refinery Unit (RU) V Pertamina Balikpapan yang merupakan kerjasama dengan Hyundai dan Pembangunan Apartemen Modernland (Modernland Group) di Jakarta Garden City.

Pada tahun 2019, perusahaan telah melakukan inisiasi kerjasama dengan perusahaan luar negeri yang beroperasi di Indonesia. Perusahaan memperoleh pesanan produk Tetrapod untuk Proyek Pengaman Pantai di Singapura, lalu juga tengah menyusun MoU dengan perusahaan Malaysia yakni Reaplite. Kerjasama ini kelak akan berlanjut dengan join operation proyek-proyek luar negeri, salah satunya dalam pengejaan proyek LRT di Filipina yang kini tengah dalam proses tenderyang diikuti oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT).

Dampak Ekonomi Pasar

Sepanjang tahun 2019, Perseroan tidak memiliki hal-hal yang berpotensi mempengaruhi secara signifikan keberlangsungan usaha. Hal ini didasari oleh kondisi di mana tidak ada hal-hal yang berpotensi untuk mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan secara signifikan sepanjang tata kelola perusahaan dan proses mitigasi risiko dijalankan sesuai dengan komitmen yang telah disepakati, serta masih besarnya prospek pertumbuhan industri precast dan ready mix sebagai salah satu pendukung utama dalam akselerasi pembangunan infrastruktur di seluruh penjuru negeri.

Asumsi-asumsi mengenai tidak adanya hal-hal yang berpengaruh signifikan terhadap keberlangsungan usaha Perseroan di tahun 2019 dapat terlihat dari kenaikan pada perolehan nilai kontrak baru sebesar Rp 7,03 triliun. Ini didukung perolehan kontak eksternal sebesar 63,2% dibandingkan tahun 2018 sebesar 36%. Secara nilai, peningkatan kontrak eksternal mencapai 83,01% atau Rp 2,43 triliun di tahun 2018 menjadi Rp 4,44 triliun di tahun 2019. 

Manajemen Perseroan optimis bahwa tahun 2020 akan menjadi tahun yang lebih produktif.