Jakarta, 30 Maret 2021. Pada tahun 2020, PT Waskita Beton Precast Tbk (Waskita Beton Precast) berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 2,21 triliun. Pendapatan tersebut menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh pandemi Covid-19 sejak akhir tahun 2019 hingga saat ini yang menghambat perolehan proyek baru dan proyek yang sedang dikerjakan oleh Perusahaan. Dengan adanya kondisi Pandemi, proyek yang sudah didapatkan oleh perseroan menjadi terhambat sehingga menekan progress pendapatan tahun 2020. Sisa nilai kontrak yang dimiliki di akhir tahun 2020 adalah sebesar Rp 4,11 Triliun. Hal ini akan menjadi potensi pendapatan usaha di tahun 2021.
Dari sisi arus kas, Perusahaan masih mencatatkan nilai positif di mana arus kas operasional perusahaan pada akhir tahun adalah sebesar Rp 561,48 Miliar atau 21,4 kali jumlah arus kas operasional tahun 2019 yaitu sebesar Rp 26,27 Miliar. Nilai ini didukung oleh pencairan termin dari pelanggan sebanyak Rp 3,33 Triliun sepanjang tahun 2020.
Kondisi Covid menciptakan peluang untuk Perusahaan dalam menata ulang bisnis dalam aspek operasional dan strategis. Hal utama yang dilakukan adalah melakukan efisiensi di berbagai lini Perusahaan. Perusahaan melakukan Integrasi pada 5 Plant yang berlokasi di Jawa Barat (Plant Karawang, Plant Subang, Plant Sadang, Plant Cibitung dan Plant Kalijati). Melalui integrasi tersebut, diharapkan beban operasional Perusahaan dapat ditekan untuk beberapa waktu mendatang dan produktivitas kinerja produksi beton pracetak dapat lebih meningkat.
Perolehan nilai kontrak baru perusahaan pada tahun 2020 sebesar Rp 1,86 triliun. Perolehan kontrak baru ini didominasi dari proyek eksternal sebesar Rp 998,79 miliar (54%) melalui Proyek Jalan Tol Binjai Pangkalan-Brandan, Banda Aceh – Sigli, NCICD dan proyek lainnya. Sedangkan untuk perolehan proyek internal sebesar Rp 866,56 miliar (46%) melalui Proyek Jalan Tol Pasuruan- Probolinggo, Jalan Tol Prabumulih-Muaraenim, Proyek Jalan Pengaman Pantai Paket 4, dan proyek lainnya.
Fokus Manajemen pada pasar eksternal sejalan dengan strategi manajemen untuk meningkatkan eksposure ke pelanggan eksternal. Hal ini juga tergambar dari pertumbuhan pelanggan yang meningkat hingga 48,28% dari tahun 2019 sebesar 87 pelanggan menjadi 129 pelanggan. Angka tersebut merupakan angka pertumbuhan pelanggan tertinggi dalam 5 (lima) tahun terakhir.
Perusahaan melakukan pembenahan pada sistem yang digunakan. SAP S/4 Hana telah resmi diimplementasikan sejak awal tahun 2021. Implementasi SAP S/4 Hana ini menjadi momen perubahan bagi sistem dan sumber daya manusia yaitu mengubah budaya kerja menjadi lebih terencana, terstruktur, cepat, dan efektif. Selain itu sistem ini juga mempermudah pengambilan keputusan, bekerja sistematis, menghasilkan data yang real time. Hingga saat ini SAP S/4 Hana ini telah me-cover berbagai lini dan unit di perusahaan (plant, batching plant, quarry, proyek, dan area penjualan) yang dimiliki oleh perusahaan.
Moch. Cholis Prihanto, Direktur Utama bersama dengan manajemen baru Waskita Beton Precast menyatakan berkomitmen untuk melakukan perbaikan melalui beberapa program kerja yang telah dirancang. “Manajemen baru akan melakukan perbaikan dengan Memastikan sustainability Perusahaan dengan penekanan pada restrukturisasi dan integrasi organisasi dengan mengedepankan pengendalian, dan delegasi kewenangan (desentralisasi),” tambahnya.
Strategi utama yang telah disusun Perusahaan untuk pembenahan di antaranya:
- Penyempurnaan struktur organisasi melalui desentralisasi dan penerapan sistem SAP untuk menghasilkan data akurat serta realtime untuk menunjang pengambilan keputusan strategis Manajemen. SAP tersebut telah digunakan perusahaan sejak awal 2021.
- Melakukan optimalisasi aset yang tidak produktif untuk dapat dikerjasamakan dengan pihak eksternal;
- Memastikan Pemenuhan kecukupan modal kerja dan arus kas melalui restrukturisasi fasilitas perbankan, akselerasi penagihan piutang, serta pengendalian biaya yang lebih ketat;
- Melakukan Efisiensi produksi dan manajemen supply chain melalui integrasi plant di wilaya Jawa Barat yang telah dilakukan Perusahaan sejak akhir 2020. Melalui integrasi tersebut beban operasional perusahaan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
- Melakukan Sinergi pasar melalui JO/JV dengan mitra bisnis/investor potensial di mana sebelumnya Perusahaan telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Perusahaan Jepang untuk ke depannya melakukan kerjasama melalui JO/JV.
- Pembenahan pada SDM melalui rasionalisasi pegawai sesuai dengan jumlah utilitas produksi, hal ini tentunya sejalan dengan strategi efisiensi yang dilakukan Perusahaan.
“Beberapa strategi tersebut telah dilakukan perusahaan sejak akhir 2020, dan harapannya akan terlihat pada Laporan Keuangan periode selanjutnya,” ujarnya. Selain strategi perbaikan, Perusahaan juga memiliki strategi bisnis untuk tahun 2021 di antaranya dengan menggarap pasar eksternal dengan menjual segala keuanggulan sumber daya yang dimiliki oleh Perusahaan, menjual produk baru yang telah dikembangkan Perusahaan serta berkolaborasi. Melalui strategi itu, Perusahaan optimis untuk dapat mencapai target yang telah ditetapkan yaitu Nilai kontrak baru sebesar Rp 7,88 Triliun dan Pendapatan usaha Rp 5,33 Triliun.
Perusahaan juga memandang dengan adanya program vaksinasi, maka bisa memberikan katalis positif untuk pertumbukan sektor khususnya konstruksi di Indonesia. Diharapkan kondisi ekonomi akan mengalami pemulihan pada semester ke-2 tahun 2021.