Jakarta, 11 Maret 2020. Sepanjang tahun 2019, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) berhasil mencatatkan kinerja yang baik dengan pendapatan usaha sebesar Rp 7,47 triliun, laba bersih sebesar Rp 806,1 miliar. Dari sisi perolehan nilai kontrak baru perusahaan membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp 7,03 triliun.
Perusahaan berhasil mencapai target perolehan nilai kontrak baru. Hal ini didukung dengan perolehan kontrak eksternal sebesar 63,2% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 36%. Secara nilai, peningkatan kontrak eksternal mencapai 83,01% atau Rp 2,43 triliun di tahun 2018 menjadi Rp 4,44 triliun triliun di tahun 2019.
Beberapa proyek eksternal yang telah diperoleh di antaranya dari Proyek Jalan Tol Trans Sumatera, PLTGU Tambak Lorok, Proyek Refinery Development Maste Plan (RDMP) Refinery Unit (RU) V Pertamina Balikpapan yang merupakan kerjasama dengan Hyundai dan Pembangunan Apartemen Modernland (Modernland Group) di Jakarta Garden City.
“Tahun 2019 menjadi awal WSBP memperluas pasar untuk mendapatkan peluang dari proyek eksternal. Hal ini didukung dengan adanya inovasi produk yang dihasilkan. Salah satunya adalah spun pile berdiamater 1,2 m dan panjang 50 m yang merupakan produk precast pertama di Indonesia bahkan Asia Tenggara,” ujar Jarot Subana, Direktur Utama PT Waskita Beton Precast Tbk. Beberapa produk baru lainnya, yaitu bantalan rel kereta api, tiang listrik beton, dan sprigWP.
Perusahaan juga memperoleh pesanan produk Tetrapod untuk Proyek Pengaman Pantai di Singapura senilai Rp 435 miliar. Saat ini perusahaan tengah menyusun MoU dengan perusahaan asal Malaysia. Kerjasama ini nantinya akan berlanjut dengan joint operation untuk proyek-proyek luar negeri, salah satunya dalam pengejaan proyek LRT di Filipina, yang kini tengah dalam proses tender yang diikuti oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Untuk mendukung pertumbuhan perusahaan, WSBP melakukan serangkaian strategi bisnis, yaitu pertama, pembangunan Plant Penajam di Kalimantan Timur sebagai komitmen untuk mendukung Program Pemerintah untuk pemindahan ibu kota negara di wilayah Penajam Paser Utara. Melalui plant ini, perusahaan ingin menyerap potensi pasar ke depan di wilayah tengah dan timur Indonesia, bahkan pasar regional di Asia Tenggara,” ujar Jarot.
Selain itu juga, pada tahun 2019 WSBP menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I dalam 2 tahap, yaitu tahap I sebesar Rp 500 miliar dan tahap II sebesar Rp 1,5 triliun. Sebelumnya obligasi berkelanjutan I Tahap I mencapai oversubscribe pada masa penawaran awal, di mana dari total permintaan yang masuk sebanyak Rp 1,091 triliun atau 2,18x dari jumlah yang ditawarkan sebanyak Rp 500 miliar.
Target di 2020
Pada tahun ini, perusahaan menargetkan adanya peningkatkan perolehan nilai kontrak baru dari eksternal melalui kerja sama dengan berbagai perusahaan baik BUMN, anak usaha BUMN, swasta, pemerintah hingga perusahaan di luar negeri. Adapun target nilai kontrak baru WSBP pada tahun 2020 sebesar Rp 11,9 triliun, di mana ditargetkan sebesar Rp 5,89 triliun berasal dari kontrak eksternal. “Kami menargetkan porsi nilai kontrak baru internal dan eksternal sebesar masing-masing 50%,” kata Jarot.
Strategi ini sudah dimulai sejak awal tahun, di mana perusahaan melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman Kerja sama dengan PT Pertamina Trans Kontinental untuk proyek bidang perbaikan dan pembangunan pelabuhan di lokasi pekerjaan milik anak usaha PT Pertamina (Persero). Sinergi kerja sama juga dilakukan dengan PT Angkasa Pura Properti anak usaha dari pengelola bandara PT Angkasa Pura I (Persero) untuk proyek pembangunan dan pemeliharaan area bandar udara. Dalam kedua kerja sama ini, perusahaan berperan dalam menyediakan produk beton precast.
Selain itu, perusahaan juga melakukan Penandatanganan Kontrak Katalog Pengadaan Bantalan Beton Kementerian Perhubungan Republik Indonesia-Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Nantinya, perusahaan akan menyuplai produk bantalan rel kereta api untuk proyek pembangunan rel kereta api mulai tahun 2020 hingga 2022.
Untuk mendukung kinerja yang semakin meningkat dan pertumbuhan yang berkelanjutan, perusahaan melakukan transformasi bisnis, yaitu dibentuknya unit bisnis Pemasaran Timur dan Pemasaran Barat, serta Konstruksi Modular sebagai profit center. Kemudian pembentukan Divisi Precast, Divisi Readymix, dan Divisi Quarry, Peralatan & Post Tension sebagai cost center, serta adanya Departemen Manajemen Strategi & Kinerja.
Sekilas PT Waskita Beton Precast Tbk
PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) terbentuk resmi sebagai entitas anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) pada 7 Oktober 2014. WSBP adalah perusahaan produksi beton precast dan ready mix dengan kapasitas produksi saat ini terbesar di Indonesia. Perseroan mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 20 September 2016.
Beberapa proyek besar lainnya yang telah diperoleh sebelumnya antara lain Proyek Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) Seksi 2 dan 3, Apartement Tokyo Riverside, Tol Pekanbaru – Dumai Seksi 6C, Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu Ramp on & off, Bandara Kulonprogo, Bendungan Leuwikeris, Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan, Addendum Proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing, Proyek Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi Seksi II, Bandara Sultan Hasanuddin, dan proyek lainnya.
Sebagai perusahaan yang memiliki 9 Plant, 73 Batching Plant, 5 Quarry, dan proyek-proyek besar infrastruktur, WSBP berkomitmen penuh untuk berkontribusi aktif untuk menciptakan CSR yang berkelanjutan/sustainability yang bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini dibuktikan pada tahun 2020, perusahaan berhasil meraih penghargaan CSR Award dari Pemerintah Kabupaten Karawang melalui Program Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni.